Sabtu, 01 Desember 2012

HAL – HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM ETIKA BISNIS


Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lainialah
1. Pengendalian diri
    Artinya, pelaku-pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu mengendalikan diri merekamasing-masing
    untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun.Disamping itu, pelaku bisnis
    sendiri tidak mendapatkan keuntungan dengan jalan main curangdan menekan pihak lain dan
    menggunakan keuntungan dengan jalan main curang dan menakanpihak lain dan menggunakan
    keuntungan tersebut walaupun keuntungan itu merupakan hak bagipelaku bisnis, tetapi penggunaannya
    juga harus memperhatikan kondisi masyarakat sekitarnya.Inilah etika bisnis yang “etis”.
2. Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility)
    Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanyadalam bentuk
    “uang” dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi.Artinya sebagai contoh
    kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis untuk menjual pada tingkatharga yang tinggi sewaktu
    terjadinya excess demand harus menjadi perhatian dan kepedulian bagipelaku bisnis dengan tidak
    memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup keuntungan yang berlipatganda. Jadi, dalam keadaan
    excess demand pelaku bisnis harus mampu mengembangkan danmemanifestasikan sikap tanggung
    jawab terhadap masyarakat sekitarnya.
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnyaperkembangan
    informasi dan teknologi
    Bukan berarti etika bisnis anti perkembangan informasi dan teknologi, tetapi informasidan teknologi itu
    harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian bagi golongan yang lemahdan tidak kehilangan
    budaya yang dimiliki akibat adanya tranformasi informasi dan teknologi.
4. Menciptakan persaingan yang sehat
    Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi
    persaingantersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya, harus terdapat jalinan yang erat
    antarapelaku bisnis besar dan golongan menengah kebawah, sehingga dengan
    perkembangannyaperusahaan besar mampu memberikan spread effect terhadap perkembangan
    sekitarnya. Untuk itudalam menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang seimbang
    dalam dunia bisnistersebut.
5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
    Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapiperlu
    memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa mendatang. Berdasarkan ini jelas pelakubisnis dituntut
    tidak meng-”ekspoitasi” lingkungan dan keadaan saat sekarang semaksimalmungkin tanpa
    mempertimbangkan lingkungan dan keadaan dimasa datang walaupun saatsekarang merupakan
    kesempatan untuk memperoleh keuntungan besar.
6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi)
    Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak akanterjadi lagi apa
    yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala bentuk permainan curangdalam dunia bisnis
    ataupun berbagai kasus yang mencemarkan nama bangsa dan negara.
7. Mampu menyatakan yang benar itu benar
    Artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagaicontoh) karena
   persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan “katabelece” dari “koneksi”serta melakukan
   “kongkalikong” dengan data yang salah. Juga jangan memaksa diri untuk
    mengadakan “kolusi” serta memberikan “komisi” kepada pihak yang terkait.
8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golonganpengusaha kebawah
    Untuk menciptakan kondisi bisnis yang “kondusif” harus ada saling percaya (trust) antaragolongan
    pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah agar pengusaha lemah mampuberkembang
    bersama dengan pengusaha lainnya yang sudah besar dan mapan. Yang selama inikepercayaan itu
    hanya ada antara pihak golongan kuat, saat sekarang sudah waktunyamemberikan kesempatan
    kepada pihak menengah untuk berkembang dan berkiprah dalam duniabisnis.
9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
    Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana apabilasetiap orang tidak
    mau konsekuen dan konsisten dengan etika tersebut. Mengapa? Seandainyasemua ketika bisnis telah
   disepakati, sementara ada “oknum”, baik pengusaha sendiri maupunpihak yang lain mencoba untuk
   melakukan “kecurangan” demi kepentingan pribadi, jelas semuakonsep etika bisnis itu akan “gugur”
   satu semi satu.
10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telahdisepakati
     Jika etika ini telah memiliki oleh semua pihak, jelas semua memberikan suatuketentraman dan
     kenyamanan dalam berbisnis.
11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum positif yangberupa peraturan
     perundang-undangan
     Hal ini untuk menjamin kepastian hukum dari etika bisnis tersebut, seperti “proteksi”
     terhadappengusaha lemah
sumber : http://www.scribd.com/doc/75891179/Contoh-Etika-Bisnis-Mbot

contoh perusahaan yang kurang memperhatikan etika bisnis

  1. Suatu Perusahaan X yang terletak di Timur Indonesia. Perusahaan X tersebut berdiri sudah sangat lama tapi perusahaan X tidak melihat kesejahteraan masyarakat di sekitarnya. Perusahaan ini hanya mengambil kekayaan alam di Pulau itu. Lihat dari SDM di perusahaan tersebut, hanya beberapa masyarakat asli yang di rekrut. Pendidikan masyarakat di sekitar masih terbelakang. Sarana dan Prasarana yang dibuat hanya untuk kebutuhan perusahaan tersebut. Padahal hasil bumi yang dieroleh sangat banyak untuk keuntungan Perusahaan X tersebut.
  2. Di pulau Jawa terdapat perusahaan X yang telah menenggelamkan hampir seluruh desa dengan pengeborannya. Perusahaan X tidak memiliki etika bisnis, karena hanya mementingkan keuntungan perusahaan saja. Akibatnya Masyarakat harus kehilangan harta dan kehidupan yang layak, belum lagi pembayaran ganti rugi yang dilakukan sangat terlunta-lunta.
Kesimpulan :
Perusahaan-perusahaan diatas tidak memiliki etika bisnis yang baik terhadap lingkungan sekitarnya. Mungkin saja pemikiran awal dari mereka yaitu untuk mendapatkan keuntungan yang besar, tanpa memperhatikan kondisi alam ataupun masyarakat sekitar yang nantinya akan menjadi korban dari ulah meraka.
Saran   :
Sebagai perusahaan yang memiliki konsumen yang banyak sebaiknya gunakan produk yang sesuai dan perhatikan juga dampak dari produk yang digunakan. Sebaiknya sebelum mendirikan perusahaan, perhatikan lingkungan di sekitar perusahaan, baik SDM, Pendidikan, dan kesejahteraan masyarakat. Jangan hanya meraup isi buminya tapi lihat juga penduduk sekita.
Sumber :
  1. http://imarookie.wordpress.com/2011/01/07/contoh-etika-bisnis-pada-beberapa-perusahaan/
  2. http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/11/contoh-kasus-etika-bisnis-2/
  3. http://agungaw.wordpress.com/2011/12/21/beberapa-contoh-perusahaan-melanggar-etika-bisnis/