Minggu, 18 Oktober 2009

KEBUDAYAAN MENYAMBUT HARI RAYA IDUL FITRI

KEBUDAYAAN MENYAMBUT HARI RAYA IDUL FITRI

Hari raya Idul Fitri di kampung saya diisi dengan beraneka ragam kegiatan. Kegiatan pada hari raya itu biasanya dimulai sehari sebelum hari raya Idul fitri tiba. Di hari itu orang-orang sudah sibuk menyiapkan segala sesuatu untuk menyambut hari suci itu.

Di hari itu banyak tempat-tempat perbelanjaan di serbu oleh masyarakat, misalnya pasar tradisional maupun pasar swalayan. Tetapi banyak orang lebih memilih pasar tradisional untuk membeli barang-barang, karena disamping harga di pasar trdisional lebih murah dan terjangkau oleh masyarakat kalangan menengah kebawah juga menyediakan barang-barang yang tidak di temuai di pasar swalayan, Seperti ketupat dan lain-lain.

Di malam harinya atau biasa di sebut malam takbiran, di mesjid terbesar di kota saya tiap tahunnya di adakan lomba Bedug Akbar yang di selenggarakan oleh bapak walikota cilegon. Walaupun hadiahnya tidak seberapa, Lomba tersebut diikuti banyak peserta. Karna, setiap taun acara ini di tunggu-tunggu oleh masyarakat kota cilegon, dan masyarakat sangat antusias atas acara ini. Sehingga acara ini dapat di selenggarakan setiap tahunnya.

Meriah malam takbiran itu bukan hanya terjadi di pusat kota cilegon saja, di kampung saya setiap malam takbiran biasanya diisi dengan menabuh bedug yang di arak memakai gerobak keliling kampung, dan dari mushola di kumandangkan Takbir. Anak-anak, orang dewasa, dan orang tua kumpul berbaur di mushola. Kemeriahan itu berlangsung hingga tengah malam.

Semarak kemeriahan menyambut hari besar Idul Fitri tidak selesai sampai di disitu, Pagi harinya orang-orang pergi menuju masjid untuk menunaikan ibadah Solat IED. Setelah solat IED selesai warga di kampung ku keliling dari rumah ke rumah untuk bersilaturahmi dan bersalam-salaman.

Adapun tradisi di keluarga besar saya, setelah shalat Ied dan bersilaturahmi dengan para tetangga, kita berkumpul di rumah salah satu saudara yang dianggap paling tua. Di situ kita berkumpul dan bersalam-salaman. Sampai akhirnya kita merencanakan untuk berlibur, karea libur lebaran masih cukup panjang. Waktu pun terus berjalan menutup hari yang sangat indah itu, dan kita pun kembali ke rumah masing-masing untuk mempersiapkan hari baru di keesokan harinya.

Mungkin semarak meriahnya hari raya Idul fitri di kampung halaman saya berbeda dengan tempat-tempat lain. Saya hanya berharap, kebudayaan ini bias terus dapat dirasakan di tahun-tahun mendatang,sampai anak cucu kita nanti dapat merasakannya juga. AMIN.

Sekian.